Yan Karta Sakamira
Alhamdulillah, telah empat puluh sembilan tahun aku melihat dunia
Dunia tempat aku berkreasi, ternyata penuh warna bagai pelangi
Ya Allah seandainya aku air
Jadikan aku air hujan, yang ditunggu semua kehidupan
Jangan jadikan aku air tsunami, yang menakutkan dan keji
Ya Allah seandainya aku angin
Jadikan aku angin semilir, yang menyejukan hati getir
Jangan jadikan aku lesus, menghancurkan tatanan bagus
Ya Allah seandainya aku api
Jadikan aku api biru, yang ditunggu para ibu, menyajikan aneka menu
Jangan jadikan aku api merah, yang ganas penuh amarah
Ya Allah seandainya aku tanah
Jadikan aku tanah yang subur, untuk bangsa dan negara makmur
Jangan jadikan aku tanah tandus, kering terbakar dan hangus
Ya Allah di akhir sisa hidupku
Wujudkan mimpiku mencipta pelangi indah
Ya Allah kabulkan do’a dan mimpiku
Amin
Minggu, 06 Juni 2010
Senin, 26 April 2010
CINTAKU SUCI BAGAI MELATI
Yan Karta Sakamira
Aku mencintaimu bukan berdasar sesuatu....
Berdasar harta??
Harta...??...Tidak!!! engkau tidak berharta
Engkau biasa seperti sesama
Berdasar derajat??
Derajat...??...tidak!!! engkau bukan ningrat
Hidup melarat jadi rakyat jelata
Berdasar rupa??
Rupa...??...tidak!!! engkau tiada rupawan
Aku jelek engkaupun juga
Apa artinya harta, derajat dan rupa
Harta dapat dicari
Derajat tiada kekal
Rupapun kita akan segera bosan
Itu semua tiada artinya bagiku
Namun aku menyayangimu
Aku mencintaimu
Karena aku terpaut...kebimbang serta kagum
Akan ketulusan serta kesucian hatimu
Yang meluap dan mekar
Didalam lorong-lorong hatimu
Hatimu nan suci bersih bagai melati
Hanya dapat kuimbangi dengan rasa cintaku
Nan suci bersih pun bagai melati
.
Aku mencintaimu bukan berdasar sesuatu....
Berdasar harta??
Harta...??...Tidak!!! engkau tidak berharta
Engkau biasa seperti sesama
Berdasar derajat??
Derajat...??...tidak!!! engkau bukan ningrat
Hidup melarat jadi rakyat jelata
Berdasar rupa??
Rupa...??...tidak!!! engkau tiada rupawan
Aku jelek engkaupun juga
Apa artinya harta, derajat dan rupa
Harta dapat dicari
Derajat tiada kekal
Rupapun kita akan segera bosan
Itu semua tiada artinya bagiku
Namun aku menyayangimu
Aku mencintaimu
Karena aku terpaut...kebimbang serta kagum
Akan ketulusan serta kesucian hatimu
Yang meluap dan mekar
Didalam lorong-lorong hatimu
Hatimu nan suci bersih bagai melati
Hanya dapat kuimbangi dengan rasa cintaku
Nan suci bersih pun bagai melati
.
Rabu, 21 April 2010
REMANG REMANG CAHAYA PAGI
Yan Karta Sakamira
Dikala pagi aku termangu
Kulihat timur kemerahan
Angin Mengalir terasa sejuk
Kuhirup, kuhembus sirna
Remang remang cahaya pagi
Tak terasa telah memancar
Banyak insan mengharap sinar
Perlu nyawa dan hidup segar
Remang remang cahaya pagi
Memancar terang di ujung timur
Tabah iman tabah hati
Menunjang cita menunjang guntur
Bertambah siang bertambah riang
Membuat insan semua senang
Tanpa melihat gembira senang
Di barat sana dia menghilang
Dikala pagi aku termangu
Kulihat timur kemerahan
Angin Mengalir terasa sejuk
Kuhirup, kuhembus sirna
Remang remang cahaya pagi
Tak terasa telah memancar
Banyak insan mengharap sinar
Perlu nyawa dan hidup segar
Remang remang cahaya pagi
Memancar terang di ujung timur
Tabah iman tabah hati
Menunjang cita menunjang guntur
Bertambah siang bertambah riang
Membuat insan semua senang
Tanpa melihat gembira senang
Di barat sana dia menghilang
Rabu, 14 April 2010
BILA KUINGAT
Bila kuingat sinar sang purnama
Ingat aku akan cahaya parasmu
Yang bersinar sayu-sayu memaku
Membuat hatiku jatuh cinta
Bila kuingat halusnya sutera
Ingat aku akan lembutnya kulitmu
Yang kuraba kurengut-rengut
Membuat aku tergila-gila
Bila kuingat putihnya awan
Ingat aku akan kesucian hatimu
Yang menyayang mengasihiku
Membuatku rindu siang dan malam
Bila kupandang merah delima
Ingat aku akan merah bibirmu
Yang indah merona saat kau senyum
Membuat aku...ehmm... terlena
Ingat aku akan cahaya parasmu
Yang bersinar sayu-sayu memaku
Membuat hatiku jatuh cinta
Bila kuingat halusnya sutera
Ingat aku akan lembutnya kulitmu
Yang kuraba kurengut-rengut
Membuat aku tergila-gila
Bila kuingat putihnya awan
Ingat aku akan kesucian hatimu
Yang menyayang mengasihiku
Membuatku rindu siang dan malam
Bila kupandang merah delima
Ingat aku akan merah bibirmu
Yang indah merona saat kau senyum
Membuat aku...ehmm... terlena
Rabu, 03 Februari 2010
SAHABATKU
sahabatku...ketika dunia ini dan persahabatan menjauh apa kata dunia...kata anak gaul sekarang...karena persahabatan itu seperti tangan dan mata....saat tangan terluka mata akan menangis...saat mata menangis tangan akan mengusap air mata..jika mata adalah cahaya..maka hati adalah permata..saat bahagia maka tertawa..maka cnta adalah anugrah yang terindah dan sahabat adalah karunia dan segalanya..maka saat bahagia dan duka jangan lupakan sahabat...
Rabu, 27 Januari 2010
ANDAIKAN DAKU SEPERTI ENGKAU
Oleh: Yan Karta Sakamira
Andaikan daku seperti engkau
Betapa indah berseri dunia ini
Membentangkan alunan ria senyuman
Membuka, menghias, mempesona hati
Andaikan daku seperti engkau
Bintang dilangitpun akan secerah mentari
Menerangi lekuk-lekuk kebencian kalbu
Membawa ke alam impian sanubari
Andaikan daku seperti engkau
Bunga ditamanpun akan menari nari
Aroma nan harum mengalun jauh
Kucium kuhirup kumasukan sanubari
Andaikan daku seperti engkau
Tak lain nafsu ambisius ku dambakan
Dan aku bertanya pada diri sendiri
Daku kah, engkau kah atau dia kah yang bersalah
Andaikan daku seperti engkau
Betapa indah berseri dunia ini
Membentangkan alunan ria senyuman
Membuka, menghias, mempesona hati
Andaikan daku seperti engkau
Bintang dilangitpun akan secerah mentari
Menerangi lekuk-lekuk kebencian kalbu
Membawa ke alam impian sanubari
Andaikan daku seperti engkau
Bunga ditamanpun akan menari nari
Aroma nan harum mengalun jauh
Kucium kuhirup kumasukan sanubari
Andaikan daku seperti engkau
Tak lain nafsu ambisius ku dambakan
Dan aku bertanya pada diri sendiri
Daku kah, engkau kah atau dia kah yang bersalah
Senin, 25 Januari 2010
HATI BEKU
Oleh: Yan Karta Sakamira
Didunia ini tiada yang aku kagumi
Selain paras elok darimu sayank
Walaupun engkau tiada berharta
Namun hatiku tiada akan goyang
Tetapi kini mengapa
Hatimu etinggi bintang di langit
Tak terjangkau segala dayaku
Mencium bintang setinggi hatimu
Sinar hatiku tiada pernah tahu
Mencairkan hatimu yang lagi beku
Beku setinggi buaian salju
Tiadaa mencair tanpa kutahu
Tak terbayangkan dendam benciku
Mengenang hatimu sedingin salju
Pedih nyeri luka di hatiku
Bagai disayat sayat sembilu
Kini tinggalah genangan air mata
Mencerminkan bayanganmu yang lugu
Hancur hatiku tiada terasa
Mengenang hatimu yang lagi beku
Didunia ini tiada yang aku kagumi
Selain paras elok darimu sayank
Walaupun engkau tiada berharta
Namun hatiku tiada akan goyang
Tetapi kini mengapa
Hatimu etinggi bintang di langit
Tak terjangkau segala dayaku
Mencium bintang setinggi hatimu
Sinar hatiku tiada pernah tahu
Mencairkan hatimu yang lagi beku
Beku setinggi buaian salju
Tiadaa mencair tanpa kutahu
Tak terbayangkan dendam benciku
Mengenang hatimu sedingin salju
Pedih nyeri luka di hatiku
Bagai disayat sayat sembilu
Kini tinggalah genangan air mata
Mencerminkan bayanganmu yang lugu
Hancur hatiku tiada terasa
Mengenang hatimu yang lagi beku
Rabu, 20 Januari 2010
NASIB
Oleh: Yan Karta Sakamira
Dunia kurasa gelap gulita
Angin terasa tak mengalir
Apabila hidup menderita
Tanpa kebesaran sanubari
Di ujung timur sinar mentari
Di ujung barat dia menghilang
Bagai itulah gambaran hati
Tanpa tujuan dan terhalang
Aku sedih siang malam
Mengenang masa silam
Tatkala di kampung halaman
Sungguh senang hati nian
Tapi setelah aku dirantauan
Aku merasa sepi dan tertekan
Hidupku penuh dosa dan noda
Oh..ampunilah ini hamba
Dengan keringat aku berusaha
Untuk mencapai suatu cita
Tapi apa dayaku selama ini
Terasa punah tiada arti
Entahlah nasib hidupku ini
Tanpa penghiburan nan seni
Hingga aku sangat menderita
Oh..apakah memang nasib
Dunia kurasa gelap gulita
Angin terasa tak mengalir
Apabila hidup menderita
Tanpa kebesaran sanubari
Di ujung timur sinar mentari
Di ujung barat dia menghilang
Bagai itulah gambaran hati
Tanpa tujuan dan terhalang
Aku sedih siang malam
Mengenang masa silam
Tatkala di kampung halaman
Sungguh senang hati nian
Tapi setelah aku dirantauan
Aku merasa sepi dan tertekan
Hidupku penuh dosa dan noda
Oh..ampunilah ini hamba
Dengan keringat aku berusaha
Untuk mencapai suatu cita
Tapi apa dayaku selama ini
Terasa punah tiada arti
Entahlah nasib hidupku ini
Tanpa penghiburan nan seni
Hingga aku sangat menderita
Oh..apakah memang nasib
Rabu, 06 Januari 2010
BUAT TANTE WARDANI
Oleh: Yan Karta Sakamira
Dikala engkau berhenti menulis
Tersentak hatiku dari negeri lamunan
Tak terasa lain didalam benakku
Disaat menyusuri liku-liku sebuah pena
Daku salut akan hasil penamu
Yang menjajagi masa-masa tenggelam
Menggambarkan kontras masa kanak kita
Kealam MERDEKA penuh bahagia
Namun dibalik bahagia nan jernih tenang
Terlukis akan jaman mode disco mutakhir
Yang ikuti suapan syaitan kelaparan
Lupa akan agama, etika ketimuran
Ini bukan suatu MODE, namun DOSA
Mereka tiada menyadari arti bahagia
Kaum HAWA kagak lupa hari tua
Yang bawa akibat bersarangnya DOSA
Dakupun tak rela kaumku dikejar dosa
Bermatakan hitam meraba-raba
Namun kita jangan membau noda hitam
Ikuti tante kejalan TUHAN
Dikala engkau berhenti menulis
Tersentak hatiku dari negeri lamunan
Tak terasa lain didalam benakku
Disaat menyusuri liku-liku sebuah pena
Daku salut akan hasil penamu
Yang menjajagi masa-masa tenggelam
Menggambarkan kontras masa kanak kita
Kealam MERDEKA penuh bahagia
Namun dibalik bahagia nan jernih tenang
Terlukis akan jaman mode disco mutakhir
Yang ikuti suapan syaitan kelaparan
Lupa akan agama, etika ketimuran
Ini bukan suatu MODE, namun DOSA
Mereka tiada menyadari arti bahagia
Kaum HAWA kagak lupa hari tua
Yang bawa akibat bersarangnya DOSA
Dakupun tak rela kaumku dikejar dosa
Bermatakan hitam meraba-raba
Namun kita jangan membau noda hitam
Ikuti tante kejalan TUHAN
ANGKARA MURKA
Oleh: Yan Karta Sakamira
Sadarlah sobat sadarlah
Engkau manusia baik baik
Ingatkan Tuhan, hatikan tabah
Hindari dosa, hindari musyrik
Sadarlah sobat sadarlah
Baik yang maling, penjudi
Baik perampok nan serakah
Baik pramuria, pemungli
Apakah engkau lupa
Hidup ini tiada lama
Harta benda tiada kau bawa
Namun amal tuk surga neraka
Tobatlah sobat tobatlah
Kepada Tuhan maha penobat
Hidupmu akan terpapah
Bersama ni'mat sampai kiamat
Sadarlah sobat sadarlah
Engkau manusia baik baik
Ingatkan Tuhan, hatikan tabah
Hindari dosa, hindari musyrik
Sadarlah sobat sadarlah
Baik yang maling, penjudi
Baik perampok nan serakah
Baik pramuria, pemungli
Apakah engkau lupa
Hidup ini tiada lama
Harta benda tiada kau bawa
Namun amal tuk surga neraka
Tobatlah sobat tobatlah
Kepada Tuhan maha penobat
Hidupmu akan terpapah
Bersama ni'mat sampai kiamat
Senin, 04 Januari 2010
MELATI PERSEMBAHANMU
Oleh: Yan Karta Sakamira
Dengan gemetar kau serahkan
Melati putih bagai mutiara
Kuterima dengan senyuman
Tanda kasih cinta nan setia
Aku tahu akan melati
Melati putih nan masih kuncup
Pertanda akan cintamu nan suci
Pun dirimu yang masih redup
Makasih sayank aku katakan
Padamu sayank wahai pujaan hati
Hanya cinta kasih yang dapat kuberikan
Tuk menjelang kasih nan abadi
Dengan gemetar kau serahkan
Melati putih bagai mutiara
Kuterima dengan senyuman
Tanda kasih cinta nan setia
Aku tahu akan melati
Melati putih nan masih kuncup
Pertanda akan cintamu nan suci
Pun dirimu yang masih redup
Makasih sayank aku katakan
Padamu sayank wahai pujaan hati
Hanya cinta kasih yang dapat kuberikan
Tuk menjelang kasih nan abadi
MENGAPA KAU KEMBALI
Oleh: Yan Karta Sakamira
Sore itu cuaca nan pulas
Menghitam gelap gulita
Acara saat itu terhenyak malas
Aku sebal dirumah saja
Tiada kuduga engkau datang
Diiringi hujan rintikan sayu
Setengah basah kau kupandang
Dengan tatapan elang nan layu
Engkau mau mengambil hatiku
Merayu-rayu memohon maaf
Namun hatiku telah penuh
Tiada tempat kau meratap
Engkau membalik penuh hormat
Diringi hujan dan air mata
Melihat engkau dini setia
Tak terasa air mata merambat
Sore itu cuaca nan pulas
Menghitam gelap gulita
Acara saat itu terhenyak malas
Aku sebal dirumah saja
Tiada kuduga engkau datang
Diiringi hujan rintikan sayu
Setengah basah kau kupandang
Dengan tatapan elang nan layu
Engkau mau mengambil hatiku
Merayu-rayu memohon maaf
Namun hatiku telah penuh
Tiada tempat kau meratap
Engkau membalik penuh hormat
Diringi hujan dan air mata
Melihat engkau dini setia
Tak terasa air mata merambat
Langganan:
Postingan (Atom)